
DUNIA ISLAM ABAD PERTENGAHAN
Me Eduk@si
Wednesday, October 04, 2017

GAMBARAN DUNIA ISLAM ABAD PERTENGAHAN
Jatuhnya Bagdad pada tahun
1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja
mengakhiri sistem kekhalifahan Abbasiyah, tetapi juga merupakan masa
awal dari kemunduran politik dan peradaban islam. Hal ini karena Bagdad sebagai
pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu
pengetahuan dan ikut pula lenyap dibumi hanguskan oleh pasukan Mongol yang
dipimpin Hulagu Khan.
Sebagai
akibat dari serangan bangsa Mongol tersebut, situasi sosial, politik,
ekonomi dan kebudayaan mengalami
masa-masa kemunduran pula. Wilayah kekuasaan Islam terpecah menjadi beberapa
wilayah independen, yang masing-masing memperkuat dan berjuang sendiri-sendiri
untuk kemajuan negerinya. Bahkan tak jarang terjadi peperangan di antara
negara-negara Islam yang telah berdiri
di masing-masing wilayah itu. Beberap peninggalan budaya dan peradaban islam
banyak yang hancur akibat serangan Mongol itu. Derita yang dihadapi oleh dunia
Islam tidak terhenti di situ. Timur Lenk, menghancurkan pusat-pusat kekeuasaan
Islam lainnya. Sehingga dengan demikian, pusat-pusat peradaban Islam yang ada
di wilayah tersebut juga mengalami kehancuran. Keadaan seperti ini baru dapat
teratasi dengan munculnya kerajaan besar yang terkenal dalam dunia Islam, yaitu
kerajaan Turki Usmani, kerajaan Islam Safawi dan kerajaan Islam Mughal.
Masing-masing kerajaan pernah mengalami masa kejayaan. Hal ini terjadi antara
tahun 1500-1800 M.
Situasi
sosial politik di kerajaan Usmani tidak menentu setelah meninggalnya Sultan
Sulaiman al-Qonuni tahun 1566 M. Kerajaan Usmani tidak lagi mempunyai
sultan-sultan yang kuat. Kerajaan ini
mulai memasuki masa kemunduran pada abad ke -18 M . Di dalam negeri timbul
pemberontakan-pemberontakan, seperti pemberontakan di Syria di bawah pimpinan
Kudi Jumbulat, di Libanon di bawah pimpinan Druze Amir Fakhrudin. Di samping
itu, terjadi juga peperangan dengan tetangga negaranya di Eropa, seperti
peperangan di Venetia (1645-1664M). Dan juga peperangan dengan Syah Abbas dari
Persia. Kelompok Jenissari juga melakukan pemberontakan menentang kebijakan
pemerintah yang telah membubarkan pasukan khusus tersebut, karena dianggap
bersekongkol untuk melawan Sultan. Pada masa itu di Eropa mulai pula timbul
negara-negara kuat, seperti Rusia di bawah Peter Yang Agung telah berubah
menjadi negara yang maju. Dalam peperangan dengan negara-negara ini kerajaan
Usmani di Eropa semakin kecil, karena banyak yang memerdekakan diri.
Sementara
itu, di Arabia bangkit kekuatan baru, yaitu aliansi antara Muhammad Ibn Abdul
Wahhab dengan penguasa lokal Ibnu Sa’ud. Mereka berhasil menguasai beberapa
daerah di Jazirah Arab dan sekitarnya di awal paruh kedua abad ke-18 M. dengan
demikian pemberontakan-pemberontakan di kerajaan Usmani terjadi ketika ia
sedang mengalami kemunduran. Gerakan ini terus berlanjut pada masa-masa
berikutnya, yaitu pada abad ke-19 dan ke-20 M. Keadaan ini bertambah ruwet
setelah munculnya gerakan pembaharuan politik di pusat pemerintahan. Kerajaan Usmani
berakhir dengan berdirinya Republik Turki yang sekuler tahun 1924 M.
Di
Persia, kerajaan Safawi mendapatkan serangan dari Raja Afghan yang bermahzab
Sunni. Amir Muhammad dapat menguasai Isfahan tahun 1722 M. Akan tetapi ibu kota
itu dapat direbut kembali tahun 1730 M oleh Nadir Syah yang kemudian ia sendiri
mengangkat dirinya sebagai Syah di Persia. Tahun 1750 M, Karin Khan dari
dinasti Zand dapat merebut seluruh kekuasaan atas Persia, dan kekuasaan ini
dirampas oleh Agha Muhammad dari dinasti Qajar tahun 1794 M, dan berakhir tahun
1925 M.
Begitu
juga situasi sosial politik di India, sepeninggal Aurangzab (1658-1707 M)
pemberontakan yang terjadi di dalam kekuasaan kerajaan Islam Mughal tidak dapat
diatasi. Pemberontakan golongan Hindu, golongan Sikh dan sebagainya semakin
memperkuat keadaan dan memperlemah kekuatan kerajaan Mughal di India. Pada
tahun 1761 M, kerajaan Mughal diserang oleh Ahmad Durrani Khan dari Afghan.
Sejak saat itu kerajaan Mughal di India berada di bawah kekuasaan Afghan,
meskipun Syah Alam masih tetap diizinkan memakai gelar Sultan.
Dalam
keadaan yang lemah seperti itu, Inggris mengangkat senjata melawan kerajaan
Mughal. Yang akhirnya kerajaan Mughal menerima perjanjian damai dengan
menyerahkan wilayah Oudh, Bengal dan Orisa kepada Inggris. Akan tetapi isi
perjanjian itu kemudiaa dibatalkan oleh Bahadur Syah (1837-1858 M). Kenyataan
ini tidak diterima oleh Inggris, sehingga Inggris melakukan penjajahan atas
negeri India pada tahun 1857 M. Setelah
bangsa Ingris menjajah India, rakyat India bangkit melawan kesewenangan yang
dijalankan kolonial tersebut. Umat Islam, Hindu, Budha bangkit bersama-sama
melawan Inggris dan berusaha memerdekakan diri dari cengkeraman penjajah
Inggris.
Situasi
yang terjadi di dunia Islam seperti itu berdampak negatif bagi pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan serta peradaban Islam. Umat Islam tidak mampu
lagi bangkit untuk menumbuh kembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban yang
dulunya pernah dikembangkan oleh umat Islam sebelum mereka. Mereka semua
berusaha mempertahankan kekuasaan Islam dari cengkreman bangsa-bangsa Barat,
sehingga banyak umat Islam yang kurang memikirkan kemajuan peradaban dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di bidang-bidang tersebut
dimanfaatkan untuk menjajah negara-negara Islam.
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kelemahan dunia Islam terletak dalam
bidang-bidang politik, ilmu pengetahuan, teknologi dan tidak adanya simbol
pemersatu dunia Islam. Kelemahan ini dimanfaatkan oleh negara-negara Barat
untuk menjajah negara-negara Timur yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Keadaan seperti ini baru dapat teratasi menjelang abad ke-20 M dengan munculnya
kekuatan baru dalam dunia Islam.
DUNIA ISLAM ABAD MODERN
Me Eduk@si
Tuesday, October 03, 2017

GAMBARAN DUNIA ISLAM ABAD MODERN
Ditinjau dari segi teori, sejarah Islam modern dimulai
sejak tahun 1800 M hingga sekarang. Secara politis pada abad 18 M dunia Islam
hampir di bawah kendali bangsa Barat. Namun baru abad 20 M mulai bermunculan
kesadaran di dunia Islam untuk bangkit melawan penjajahan Barat. Dalam sejarah
Islam periode modern disebut dengan kebangkitan dunia Islam karena ditandai
banyaknya bermunculan pemikiran pembaharuan dalam dunia Islam.
Munculnya gerakan pembaharuan disebabkan oleh dua factor,
pertama timbulnya kesadaran di
kalangan umat Islam telah dijumpai nilai-nilai ajaran asing yang masuk ke dunia
Islam dan kebanyakan Islam menganggapnya sebagai ajaran Islam. Ajaran-ajaran
tersebut kalau dirujuk kepada Al-Qur’an dan Hadits justru banyak bertentangan
dengan ajaran Islam seperti Takhayul, Bid’ah, dan Khurafat. Kedua, Hegomoni dan dominasi dunia barat
terhadap dunia Islam hampir menguasai di segala bidang baik ekonomi,
perdagangan maupun peradaban. Dua faktor inilah yang menjadi inspirasi bagi
umat Islam untuk melakukan reformasi dan mengadakan gerakan-gerakan dengan
tujuan mengembalikan ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah serta
meraih kejayaan Islam yang telah hilang.
Pada awal masa
pembaharuan, kondisi islam secara politis berbeda di bawah penetrasi kolonialisme.
Baru pada pertengahan abad ke-20 M dunia islam bangkit memerdekakan negaranya
dari penjajahan bangsa barat (Eropa).
Diantara Negara-negara
islam atau Negara-negara penduduk mayoritas umat islam, yang memerdekakan
dirinya dar penjajahan seperti:
- Indonesia, memperoleh kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1947.
-
Pakistan pada
tanggal 15 Agustus 1947.
-
Mesir secara pormal
memperoleh kemerdekaan dari Inggris tahun 1922 M. namun mesir baru merasa
benar-benar merdeka pada tanggal 23 Juli 1952. yakni setelah jamal Abdul Nasir
menjadi penguasa. Karena dapat menggulingkan raja Faruq yang dalam masa
pemerintahannya pengaruh inggris sangat besar.
-
Irak merdeka secara
pormal dari penjajah inggris tahun 1932M, tetapi sebenarnya baru benar-benar
merdeka tahun 1958M,.
-
Syira dan Libanon
merdeka dari penjajah prancis tahun 1946M.
-
Beberapa Negara di
Afrika merdeka dari Negara prancis, seperti Lybia tahun 1951M, Sudan dan maroko
tahun 1956M, dan Aljazair tahun 1962M.
-
Di Asia tenggara
Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam, yang merdeka dari penjajah
inggris adalah Malaysia tahun 1957 M, dan Brunei Darussalam tahun 1984 M.
- Di Asia Tengah, Negara-negara yang merdeka dari Uni Soviet tahun
1992M. adalah Uzbekistan, Kirghstan, Kazakhtan, danAzerbaijan.
Sedangkan Bosnia merdeka dar penjajah Yogoslavia juga tahun 1992 M.
Tokoh-Tokoh Pemimpin Perkembangan Islam Pada Masa Modern
1. Muhammad bin Abdul Wahab
Ulama besar yang produktif yang lahir di Nejed Arab Saudi Salah
satu kitabnya yaitu Kitab Tauhid, sebuah kitab yang berisi tentang mengesakan
Allah SWT dengan membasmi praktek-praktek tahayul, bid’ah khurafat yang ada
pada umat islam dan mengajak untuk kembali ke ajaran tauhid yang sebenarnya.
Gerakan pembaharuan Abdul Wahab tersebut dikenal dengan Gerakan Wahabiyah.
Pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan pemikirannya. Ia
mendapat dukungan dari Muhammad Ibnu Su’ud dan putranya Abdul Aziz di Nejed.
Paham-paham Muhammad Abdul Wahab tersebar luas dan pengikutnya bertambah banyak
sehingga di tahun 1773 M mereka dapat menjadi mayoritas di Ryadh.
Di tahun 1787, beliau meninggaldunia tetapi ajaran-ajarannya
tetap hidup dan mengambil bentuk aliran yangdikenal dengan nama Wahabiyah.
Adapun pokok-pokok pemikiranya adalah:
1)
Yang harus disembah
hanyalah Allah dan orang-orang yang menyembahselain Allah dinyatakan Musyrik.
2)
Kebanyakan orang islam
bukan lagi penganut paham Tauhid yangsebenarnya karena mereka meminta
pertolongan kepada selain Allah,melainkan kepada Syeh, Wali atau kekuatan gaib.
Orang Islam yangberprilaku demikian juga dikatakan musyrik.
3)
Menyebut nama Nabi,
Syeh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan syirik.
4)
Meminta syafaat selain
kepada Allah juga syirik.
5)
Bernazar kepada selain
Allah juga syirik.
6)
Pengetahuan selain
dari Al-qur’an, Hadis dan Qiyas merupakan kekufuran.
7)
Tidak mempercayai
kepada Qada’ dan Qadar juga merupakan kekufuran.
8)
Menafsirkan Al-qur’an
dengan Ta’wil atau interpretasi bebas jugatermasuk kekufuran.
Untuk mnegembalikan kemurnian Tauhid tersebut, makam-makam yang
banyak dikunjungi dengan tujuan mencari syafaat, keberuntungan dan
lain-lain yang membawakepada paham syirik, mereka berusaha menghapuskan paham
ini. Pemikiran MuhammadAbdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada perkembangan
pemikiran pembaharuan diabad ke-19 adalah:
- Hanya alquran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran Islam.Pendapat ulama bukanlah sumber.
- Taklid kepada ulama tidak dibenarkan.
- Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup
2. Rif’ah Badawi Rafi’ At Tahtawi
Lahir di Tahta,merupakan pembaharu Islam yang
pemikirannya yaitu menyerukan kepada umat Islam agar menyeimbangkan antara
dunia dan akhirat.
3. Jamaluddin Al afgani (Iran, 1838-turki, 1897)
Lahir di Asadabad, dengan pemikiran
pembaharuannya adalah supaya umat Islam kembali pada ajaran agama Islam yang murni
, kepemimpinan otokrasi supaya diubah menjadi demokrasi, untuk mewujudkan
kemajuan masyarakat Islam yang dinamis agar kaum wanita bekerja sama dengan
kaum pria dan Gerakan Pan Islamisme yaitu penyatuan seluruh umat Islam.
Gagasanya mengilhami kaum muslim di Turki,
Iran, Mesir dan India. Meskipun sangat anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan
pencapaian ilmu pengetahuan Barat. Ia tidak melihat adanya kontradiksi antara
Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasan untuk mendirikan sebuah
Universitas yang k husus mengajarkan ilmu pengetahuan yang modern di Turki
menghadapai tantangan yang kuat dari para ulama’. Pada ahkirnya ia diusir dari
Negara tersebut.
4. Muhamad Abduh (Mesir 1849-1905) dan Muhamad Rasyid Rida (Suriah 1865-1935)
Yaitu
pembaharu Islam di Mesir penerus dari gerakan Wahabi dan Pan Islamisme Beliau
bersama muridnya yang bernama Muhammad Rasyid Rida menerbitkan jurnal “Al
Urwatu Wustsqa” Selain itu Muhammad Abdul juga menyusun kitab yang berjudul “
Ar Risalah at Tauhid”.
Guru
dan murid tersebut mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat terkesan dengan
pengalaman mereka disana. Rasyid Rida mendapat pendidikan Islam tradisisonaldan
menguasai bahasa asing ( prancis dan turki) yang menjadi jalan masuknya
untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara umum. Oleh karena itu, tidak
sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan pembaruan Al Afgani dan
Muhamad Abduh dan diantaranyamelalui penerbitan jurnal Al Urwah Al Wustha yang
diterbitkan di paris dan disebarkan di mesir.
Muhamd
Abduh sebagaimana Muhamad Abdul Wahab dan Jamaluddin AlAfgani, berpendapat
bahwa masuknya bermacam bid’ah kedalam ajaran Islam membuat umat Islam lupa
akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yang menjauhkan
masyarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.
5. Sayyid Qutub (Mesir 1906-1966)
Yaitu
ulama dan tokoh gerakan pembaharuan yang menyelaraskan antara urusan akhirat
dengan urusan duniawi dan bersama Yusuf Qardhawi menekankan perbedaan antara
modernisasi dengan pembaratan.
Jika
modernisasiyag dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan
pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta penerapan teknologinya, Islam
tidak menolaknya bahkan mendukungnya. Pandangan al Qardawi ini cukup mewakili
pandangan mayoritas kaum muslimin. Secara umum dunia Islam relative terbuka
untuk menerima ilmu pengetahuan dan teknologi sejauh memperhitungkan manfaat
praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan tetap bertahan hingga kini di
kalangan muslim. Akan tetapi, di kalangan pemikir yang ,mempelajari
sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini tidak cukup
memuaskan mereka.
6. Sirsayid Ahmad Khan (India 18817-1898)
Sir
Sayid Akhmad Khan lahir di Delhi India adalah pembaharu yang produktif dengan
berbagai karya diantaranaya Tarikhi Sarkhasi Bignaur berisi catatan kronologi
pemeberontakan di Bignaur, Asbab Baghawat Hind, The Causes of the Indian Revolt
(sebab-sebab revolusi India, Risalat Khair Khawahan Musulman risalah tentang
orang-orang yang setia, dan Akhkam Ta’aam Ahl al Kitab hukum memakan makanan
ahli kitab.
Selain
itu Beliau juga mendirikan Sekolah Inggris di Mudarabad, sekolah Muslim
University of Aligarth, membentuk Muhammedan Educational Conference dan
mendirikan The Scientific Society lembaga penerjemah IPTEK ke bahasa Urdu serta
menerbitkan majalah bulanan Tahzib al Akhlaq dan lain-lainnya.
Seperti
Al afgani,ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan
tetapi,berbeda dengan al Afgani ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Kekuatan pembebas itu antara lain,
penjelasan mengenai suatu peristiwa dengan sebab-sebab yang bersifat
fisik materiil. Di barat nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari tahayul
dan cengkraman kekuasaan gereja.
Kini
dengan semangat yang sama Ahmad Khan merasa wajib membebaskan kaum muslimdengan
melenyapkan unsur yang tidak ilmiah dari pemahaman terhadap Al qur’an. Ia amat
serius dengan upaya ini, antara lain: menciptakan sendiri metode baru
penafsiran Alqur’an. Hasilnya adalah teologi yang memiliki karakter atau sifat
ilmiah dalam tafsir Al qur’an.
7. Sir Muhamad Iqbal (Punjab 1873-1938)
Muhammad
Iqbal yaitu seorang muslim India dengan karyanya The Reconstruction of Religius
Though in Islam (pembangunan kembali pemikiran keagamaan dalam islam).
Merupakan
seorang muslim pertama di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran
barat modern dan memiliki latar belakang yang bercorak tradisisonal islam.
8. Toha Husain (Mesir selatan 1889-1973)
Adalah
seorang sejarawan dan filusuf yang sangat mendukung gagasan Muhamad AliPasya.
Ia merupakan pendukung modernism yang gigih. Pengadopsian terhadap ilmu
pengetahuan modern tidak hanya penting dari sudut nilai praktis (kegunaan) nya
saja,tetapi juga sebagai perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi.
Pendanganya dianggap sekularis karena mengunggulkan ilmu pengetahuan.
Dampak Penjajahan Bangsa Barat terhadap Negara Islam
Kang_Ucup
Friday, September 08, 2017

Dampak
Penjajahan Bangsa Barat terhadap Negara Islam
a.
Motivasi
penjajah bangsa Barat terhadap Negara Islam
Kelemahan dan
kemunduran dunia Islam dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa Barat untuk bangkit dan
bergerak menuju ke arah negara-negara Islam serta menguasai dan menjajahnya. Motivasi
mereka datang ke negara-negara Islam adalah motivasi politik, ekonomi, dan agama.
Hal ini dapat terlihat dari cara-cara mereka datang untuk pertama kali ke
negara-negara Islam. Mereka datang dengan dalih untuk berdagang atau mencari
rempah-rempah di Timur. Akhirnya mereka terangsang oleh keuntungan besar dan
ambisi yang kuat, sehingga muncullah keinginan untuk menguasai semua sistem
ekonomi dan politik negara-negara Islam.
Pada saat yang sama,
dunia Islam sedang terus dilanda kemunduran dan kelemahan dalam berbagai
bidang, sehingga negara-negara Islam tidak mampu bersaing dengan bangsa Barat
yang didukung oleh kekuatan politik militer yang tangguh. Saat itulah dunia
Islam berada dalam kekuasaan kaum penjajahan Barat
Setelah bangsa-bangsa
Barat menguasai sistem ekonomi dan politik negara-negara Islam, terdapat pula negara
Barat yang menjajah dunia Islam yang melakukan penyebaran agam Kristen melalui
missionaris dan zendingnya. Penjajahan bangsa Barat yang dipelopori oleh bangsa
Spanyol dan Portugis mempunyai tujuan yang hampir sama, yaitu di samping
mencari daerah bahan mentah dan bahan baku serta mencari daerah penanaman modal
asing, mereka juga berusaha untuk menyebarkan agama Kristen di wilayah
jajahannya. Walaupun usahanya tidak segencar yang dilakukan oleh Spanyol dan
Portugis yang bersemboyan Gold, yaitu semangat untuk mencari
keuntungan besar, Glory, yaitu semangat untuk mencapai kejayaan dalam bidang
kekuasaan, Gospel, yaitu semangat menyebarkan agama Kristen di masyarakat
yang terjajah. Oleh karena itu, kedua bangsa Barat tersebut terus gencar melakuakn
penjajahan terhadap negara-negara Islam dan berusaha menguasainya, sehingga
dengan mudah mereka dapat menyebarkan agama Kristen. Kondisi seperti ini
didukung oleh semangat balas dendam mereka terhadap bangsa-bangsa Islam yang
dulunya pernah menjajah bangsa Barat, terutama Spanyol. Semangat balas dendam
ini disebut dengan istilah reconquesta.
Dengan demikian,
motivasi bangsa-bangsa Barat dalam menjajah negara-negara Islam selain motivasi
ekonomi dan politik juga motivasi agama.
Masyarakat Islam yang berada di bawah kekuasaan bangsa-bangsa Barat
ditekan, sehingga banyak di antara umat Islam yang melarikan diri atau bertahan
dengan melakukan perlawanan terhadap kekuasaan penjajah Barat tersebut. Gerak
langkah umat Islam diawasi sedemikian rupa, sehingga mereka tidak dapat
mengembangkan peradabannya atau paling tidak mempertahankan peradaban Islam
yang masih ada. Hampir semua sistem Barat diterapkan di dunia Islam, termasuk
peradabannya. Masyarakat Islam diubah budayanya agar berperilaku dan
berperadaban Barat. Dengan demikian, pola hidup dan pemikiran umat Islam
mengarah kepada bangsa Barat yang menjajah.
b.
Wilayah
Islam yang dijajah dan perilaku mereka terhadap wilayah Islam
Di antara
negara-negara atau wilayah Islam yang jatuh ke tangan penjajah bangsa Barat
adalah sebagai berikut:
Ø Kerajaan
Islam Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511 M
Ø Nusantara
(Indonesia) jatuh di tangan Belanda tahun 1602 M
Ø Mesir
jatuh ke tangan Napoleon Bonaparte, Prancis tahun 1789-1802 M
Ø Oman
dan Qatar jatuh di tangan Inggris tahun 1802 M
Ø Aljazair
jatuh ke tangan Prancis tahun 1830-1857 M
Ø Kaukasia
jatuh ke tangan Rusia tahun 1834-1859 M
Ø Aden
jatuh ke tangan Inggris tahun 1839 M
Ø Kerajaan
Mughal di India dikuasai Inggris tahun 1857 M
Ø Daerah
di sekitar Bukhara dan Samarkand dikuasai Rusia tahun 1866 M
Ø Uzbekistan
direbut Rusia tahun 1973-1887 M
Ø Tunisia
dikuasai Perancis tahun 1881-1883 M
Ø Mesir
dikuasai Inggris tahun 1882 M
Ø Eritaria
dikuasai Italia tahun 1885-1890 M
Ø Sinegal
dikuasai Perancis tahun 1890 M
Ø Nigeria
Atas dan Pantai Gading direbut Prancis tahun 1891-1899 M
Ø Sudan
ditaklukan 1898 M
Ø Baluchistan
dikuasai Inggris tahun 1906 M
Ø Chad
dikuasai Prancis tahun 1900 M
Ø Kesultanan
Tripoli dan Syreneica direbut Italia tahun 1912-1913 M
Ø Maroko
direbut Perancis dan Spanyol tahun 1912 M
Ø Kuwait
dikuasai Inggris tahun 1914 M
Ø Irak
dikuasai Inngris tahun 1920 M
Ø Syria
dan Libanon jatuh ke tangan Perancis tahun 1920 M
Ø Kesultanan
Sulu dan Mindanau di Philipina jatuh ke Spanyol tahun 1851 M
Demikian
sebagian negara-negara atau wilayah-wilayah Islam yang jatuh ke tangan
bangsa-bangsa Barat. Bangsa-bangsa Barat dengan seenaknya membagi-bagi wilayah
yang dikuasainya, seperti mereka membagi-bagikan kue yang baru mereka peroleh.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada saat kelemahan umat Islam seluruh
benua Asia Afrika jatuh ke tangan bangsa-bangsa Barat. Meskipun berada dalam
tekanan dan penjajahan umat Islam terus melakukan perlawanan dan berusaha
membebaskan tanah air dan agamanya dari tekanan para penjajah bangsa-bangsa
Barat tersebut. Sebab para penjajah yang datang ke negara-negara Asia Afrika,
selain untuk mengeruk hasil bumi dan keuntungan yang sangat besar, mereka juga
menyebarkan agam Kristen. Oleh karena itu, tak jarang terjadi bentrokan dan
perlawanan umat Islam tidak semata hanya untuk mengusir kaum penjajah, tetapi
juga berusaha menghapus pengaruh agama Kristen. Sebab pada masa penjajahan,
agama Kristen juga memainkan peran dalam melakukan penekanan terhadap para
penduduk muslim di daerah yang dikuasainya.
c.
Dampak
penjajahan bangsa Barat di bidang politik dan ekonomi
Keberadaan penjajah
bangsa Barat di wilayah-wilayah Islam berakibat negatif dan menimbulkan bahaya
serius bagi bangsa terjajah, seperti bahaya dalam bidang politik, ekonomi, dan
akhlaq. Penjajahan itu menyebabkan kehancuran politik bangsa yang dijajahnya. Beratus-ratus
tahun bangsa yang dijajah, seperti Indonesia, tidak mampu memimpin bangsanya,
tidak dapat mengatasi kesulitan dan penderitaan rakyatnya. Politik kapitalisme
membuat bangsa yang dijajah mempunyai watak ingin mengeruk keuntungan tanpa
menghiraukan penderitaan orang lain. Para tuan tanah bekerja merampas tanah
rakyat dengan cara paksa. Begitu juga dengan para cukong, mereka banyak yang
menindas rakyat kecil dengan merampas harta milik mereka. Sikap dan perilaku
mereka sangat bertentangan dengan watak bangsa Indonesia dan nilai-nilai
kemanusiaan yang diajarkan oleh agama Islam.
Bahaya lain dalam
bidang politik yang diakibatkan dari peninggalan penjajahan adalah penghalalan
segala cara untuk mencapai tujuan. Paham ini kemudian dikembangkan oleh kaum
yang ingin mencapai tujuan dengan menghalalkan segala cara. Paham ini sangat
merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dan umat Islam secara
keseluruhan.
Hampir seluruh negeri
Islam di dunia yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa Barat, dalam struktur
pemerintahannya dan landasan negerinya mempergunakan landasan yang tidak sesuai
dengan ajaran Islam. Pada umumnya mempergunakan dasar yang mereka peroleh dari
negeri penjajahnya. Hal ini pada akhirnya akan menekan pula masyarakat yang
mendiami wilayah Islam atau memperlakukan masyarakat Islam tidak dengan
sewajarnya. Oleh karena itu, persoalan bahaya politik ini harus diantisipasi
sejauh mungkin, agar tidak berbahaya bagi kehidupan bangsa dan masyarakat Islam
di negara-negara bekas jajahan bangsa-bangsa Barat.
Bahaya lain yang
ditimbullkan dari kolonialisme Barat dalam bidang ekonomi adalah kapitalisme. Sistem
kapitalisme ini amat berbahaya bagi keberadaan dan perjuangan umat Islam dalam
upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Islam. Jika sistem
ini terus dipertahankan, maka kemiskinan terus akan bertambah, dan kesengsaraan
umat Islam akan semakin parah. Sebab modal akan terkumpul pada satu orang atau
sekelompok orang tertentu saja, sementara banyak orang yang tidak memiliki
modal untuk usaha dan mempertahankan kehidupannya. Selain itu, sistem ini
dikhawatirkan dapat menimbulkan eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya
manusia.
Untuk mengatasi hal
itu, umat Islam harus saling tolong menolong dan membantu sesama, dengan tanpa
dilatar belakangi oleh kepentingan pribadi atau golongan. Umat Islam harus
dapat membangkitkan semangat juang mereka dalam segala hal. Sehingga mereka
tidak lagi menjadi bahan atau obyek penjajahan. Umat Islam harus bersatu dan
memperjuangkan hak-hak masyarakat muslim dari penindasan yang dilakukan baik
oleh bangsa-bangsa Barat ataupun penindasan yang dilakukan oleh umat Islam
sendiri. Umat Islam harus terbebas dari segala bentuk penindasan dan
ketergantungan dengan bangsa-bangsa bekas penjajahnya.
Semua itu harus
diwujudkan dalam upaya untuk mengatasi persoalan yang dihadapi umat dan dunia
Islam, akibat dari sistem kolonialisme bangsa-bangsa Barat. Sehingga dunia
Islam terbebas dari keterbelakangan dan kebodohan, yang pada akhirnya umat
Islam memiliki derajat yang sama dengan bangsa-bangsa Barat bahkan lebih
tinggi.