ONE DAY ONE HADITS
Senin, 1 Juli 2019 / 26 Syawal 1440
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه.
AMALAN PERTAMA DAN UTAMA UNTUK ANAK
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
مُرُوْا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun! Dan pukullah mereka ketika berusia sepuluh tahun (jika mereka meninggalkan shalat)! Dan pisahkanlah tempat tidur mereka (antara anak laki-laki dan anak perempuan)!
[HR. Abu Dawud, no. 495; Ahmad, II/180, 187; Al-Hakim, I/197]
Kandungan hadits:
1. Tugas terpenting sebagai orang tua adalah mengenalkan tuhannya kepada anak-anaknya dan shalat merupakan amalan pertama dan utama yang harus dikerjakan untuk menanamkan kesadaran sebagai hamba.
2. Dalam ibadah shalat terkandung pesan tauhid, yaitu mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allâh saja.
3. Umur tamyîz (mulai berpikir dan bisa membedakan antara baik dan buruk) adalah umur tujuh tahun, sedangkan pubertas (mulai beranjak baligh) dimulai umur sepuluh tahun. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam membedakan antara umur tujuh tahun dan sepuluh tahun, agar para pendidik memperhatikan fase-fase psikologis anak.
4. Keturunan yang buruk adalah yang meninggalkan shalat. Menjadi tidak ada kebanggaan apalagi merasa memiliki bila anak keturunan sudah meninggalkan shalat. Kegagalan dunia apalagi akhirat bagi seseorang adalah ketika meninggalkan keturunannya dalam keadaan tidak mengenal Tuhannya. Sebetulnya ketidak pedulian sebagian besar orang pada shalat adalah indikator kegagalan sebagian besar orang tua dalam menunaikan amanah sebagai figure uswah hasanah di rumahtangga.
5.
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. [Maryam/19:59)
6. Perintahkanlah istri, anak-anak, dan anggota keluarga yang ada di rumah kita untuk mengerjakan shalat wajib yang lima waktu sehari semalam dan tentunya dengan cara lemah lembut ketika menyuruh mereka melakukannya. Meski Rasulullah SAW membolehkan memukul, hal demikian hanya dilakukan bila tahapan-tahapan secara santun sudah tidak digubris, maka sebagai orang tua yang bertanggungjawa wajib mengambil langkas yang tegas, karena tidak ada kebaikan sedikitpun yang tersisa bila dilingkup keluarga tidak mengenal siapa Tuhannya.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mengerjakan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberikan rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” [Thâhâ/20:132]
0 komentar:
Post a Comment