Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah SwT.
Mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,
yang telah memberikan kenikmatan sehat lahir batin sehingga kita bisa
melaksanakan ibadah shalat jumat ini tanpa suatu halangan pun. Sholawat dan
salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, yang kita
nantikan syafaatnya diakhirat nanti. Tak lupaMarilah kita bersama-sama meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kita kepada
Allah SwT dengan berupaya
menyempurnakan amal-amal
kita sesuai dengan apa yang telah
dituntunkan oleh syariat
agama kita.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah SwT.
Allah SwT menyebut sebuah negeri yang aman, damai, makmur yang menjadi impian
semua umat, yakni baldatun thoyyibatun wa rabbun ghaffur. Al-Qur’an
menggambarkan Negeri Saba’ yang subur dan makmur di bawah kepemimpinan Raja
Dawud dan Putranya Sulaiman dengan penduduknya yang selalu bersyukur atas
nikmat yang diberikan Allah kepada mereka. Allah SwT berfirman:
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ
يَمِيْنٍ وَشِمَالٍ كُلُوْا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوْا لَهُ بَلْدَةٌ
طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُوْرٌ
“Sesungguhnya
bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua
buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan):
“Makanlah olehmu dari rizki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu
kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang
Maha Pengampun”. (QS. Saba’: 15).
Negeri yang makmur dan damai diungkapkan dengan kalimat Baldatun
Thoyyibatun wa rabbhun ghaffur, secara bahasa berarti: ”Negeri yang baik dengan
rabb Yang maha pengampun”. Makna “Negeri yang baik (Baldatun Thoyyibatun)” bisa
mencakup seluruh kebaikan alamnya, dan “Rabb yang maha pengampun (Rabbun Ghafur)”
bisa mencakup seluruh kebaikan perilaku penduduknya sehingga mendatangkan
ampunan dari Allah SwT.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah SwT.
Bagaimana cara mewujudkan negeri yang Baldatun Thoyyibatun warabbun ghaffur?
Untuk mewujudkan negeri yang baik yang penuh dengan ampunan Allah adalah dengan
mewujudkan beberapa hal berikut:
Pertama, Ikhlas beribadah kepada
Allah (Ihlashul Ubudiyyah Lillah). Ikhlas menjadi syarat terwujudnya negeri
yang baik, sebab dengan keikhlasan dalam beribadah, bekerja, berjuang dan
beramal sebagai pertanda sikap syukur dan telah sampainya tujuan diciptakanya
manusia yaitu mengabdi kepada Allah dengan didasari keikhlasan yang tinggi.
وَمَا أُمِرُوْا إِلَّا
لِيَعْبُدُوْا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِيْنَ حُنَفَاءَ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus,
(Qs Al-Bayyinah: 5)
Kedua, Akhlak penduduknya yang
mulia, Ahlak yang mulia merupakan pilar terwujudnya masyarakat dan bangsa yang
baik.“ Masyarakat yang sejahtera, aman, dan damai hanya dapat diwujudkan di
atas keadilan, kejujuran, persaudaraan, bertolong-menolong dengan bersendikan
hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syetan dan hawa nafsu“.
(أحمد )اِنَّ اَحْسَنَ
النَّاسِ اِسْلاَمًا اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Sesungguhnya Orang yang paling baik keislamannya adalah yang
paling baik akhlaknya,” (HR. Ahmad).
Ketiga, Sifat amanah yang menyebar
dan membumi. setiap penduduk negeri apabila benar-benar menjalankan
kewajiban dan amanah yang dipercayakan kepadanya dengan baik, tidak ada
korupsi, suap-menyuap dan pengkhianatan lainnya. Niscaya terwujudlah masyarakat
yang baik. Allah SwT melarang perbuatan menyia-nyiakan amanat. Sebagaimana Qs
Al-Anfal: 27.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ
تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati
Allah dan Rasul-(Nya) dan (juga) janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat
yang dipercayakan kepada kalian, sedangkan kalian mengetahui.” (Qs Al-Anfal: 27
).
Dengan memegang kuat amanah berarti menguatkan tatanan
masyarakat, sebaliknya menghianati amanat sama saja dengan menghancurkan
peradaban bangsa.
Keempat, Adanya keseimbangan yang
indah antara urusan dunia dan akherat. Alkisah seorang sahabat berniat
beribadah di siang dan malam hari, hingga ia berniat menjauhi dunia dan
istrinya,seluruh waktu dan jiwanya hanya dihabiskan untuk bertaqarrub kepada
Allah, Tetapi rasul malah melarangnya sambil bersabda: ”Aku adalah manusia
terbaik, aku makan dan minum tetapi aku juga berpuasa, aku istirahat dan tidur
tetapi aku juga mendekati istri, aku bangun menjalankan shalat tetapi aku juga
bekerja mencari kehidupan dunia.
Itulah keseimbangan hidup, memperhatikan kemashlahatan akhirat, tetapi tidak
pula memperhatikan kebaikan dunia, bangsa yang baik hanya akan terwujud jika
ada kebaikan jasmani dan ruhani.
Kelima, Bertaubat meraih ampunan
Allah. Setiap manusia tentu pernah berbuat dosa, tetapi siapa yang bertaubat memohon
ampun kepada Allah SwT, pasti Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Ketika turun
Qs Ali Imran: 135, Rasulullah bersabda kepada Para sahabat, ketahuilah saat ini
syetan sedunia sedang menangis, karena syetan telah menggoda anak cucu Adam
tetapi Allah menurunkan ayat yang siapa bertaubat , Allah akan menghapus
dosa-dosa mereka.
Ibn mas’ud berkata, bagi orang yang berdosa ayat ini lebih baik
dari syurga dan isinya, kemudian Ia membaca Qs Ali Imran: 135:
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ
ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ
إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji
atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain
daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang
mereka mengetahui.” (Qs Ali Imran: 135).
Jamaah Jum’at yang
dimuliakan Allah.
Itulah di antara pilar terwujudnya negeri yang baik dengan Rabb yang Maha pengampun, mudah-mudahan Indonesia menjadi negeri yang diberkahi Allah dan menjadi Negeri “baldatun Thoyyibatun warabbun Ghaffur”.
Itulah di antara pilar terwujudnya negeri yang baik dengan Rabb yang Maha pengampun, mudah-mudahan Indonesia menjadi negeri yang diberkahi Allah dan menjadi Negeri “baldatun Thoyyibatun warabbun Ghaffur”.
Khutbah Kedua
Untuk menutup khutbah ini mari kita berdo'a kepada Allah SWT
0 komentar:
Post a Comment